TEKNIK DASAR FOTOGRAFI UNTUK PEMULA
Oleh Tommy Ajrul Naim
Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar dapat
menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya berbeda-beda bagi
setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang dapat dijadikan acuan.
Foto yang baik memiliki ketajaman gambar (focus) dan pencahayaan (exsposure)
yang tepat.
A. FOCUS Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan
memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang
semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat
tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus,
terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek
dengan lensa.
B. EXSPOSURE
Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah
unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada
dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat
terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan
beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film
(ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan
film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang
dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya
(under exposed).
Bukaan Diafragma (apperture)Æ Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau
banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan
dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ;
16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut
menunjukkan besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma
digunakan untuk menentukan intensitas cahaya yang masuk.
Hubungan antara angka dengan bukaan diafragma ialah berbanding terbalik.
"Semakin besar f/angka, semakin kecil bukaan diafragma, sehingga cahaya yang
masuk semakin sedikit. Sebaliknya, semakin kecil f/angka semakin lebar bukaan
diafragmanya sehingga cahaya yang masuk semakin banyak."
Kecepatan Rana (shutter speed) Kecepatan rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup
kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara kerja rana
seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu tertutup jika shutter
release tidak ditekan, untuk melindungi bidang film dari cahaya. Saat shutter
release ditekan, maka rana aka membuka dan menutup kembali sehingga cahaya
dapat masuk dan menyinari film.
Ukuran kecepatan rana dihitung dalam satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30
; 60 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ; dan B. .Angka 1 berarti rana membuka dengan
kecepatan 1/1 detik. Angka 2000 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/2000
detik, dst. B (Bulb) berarti kecepatan tanpa batas waktu (rana membuka selama
shutter release ditekan)
Hubungan antara angka dengan kecepatan rana membuka menutup ialah
berbanding lurus. "Semakin besar angkanya berarti semakin cepat rana membuka
dan menutup, maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin kecil angkanya,
berarti semakin lambat rana membuka dan menutup, maka semakin banyak
cahaya yang masuk"
Kepekaan Film (ISO) Makin kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya
sehingga makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut,
sebaliknya semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya sehingga makin
sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut. Misal, ASA 100 lebih
banyak membutuhkan cahaya daripada ASA 400.
Lebih lanjut pahami
The 3 Elements Of Exposure In Photography
Unknown
Wednesday, November 12, 2014